Definisi pesantren
Istilah
pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata
"santri" berarti murid dalam Bahasa
Jawa Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama
dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk
seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya
disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah
agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan
dengan kyai dan juga Tuhan.
Menurut Wahid (2001:171),
“pondok pesantren mirip dengan akademi militer atau biara (monestory, convent)
dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi totalitas.” Pendapat lainnya, pesantren berasal
dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik
(bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti
guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama
yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C.
C Berg berpendapat
bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India
berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli
kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai
gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka
menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia
baik-baik.
Pesantren
pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam
perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak
melulu mengakselerasikan mobilitas vertical, tetapi juga mobilitas horizontal. Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum
yang berbasis keagamaan dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang
menyentuh persoalan kikian masyarakat. Dengan demikian, pesantren tidak bisa
lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga menjadi
lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat
di sekitarnya.
Pondok
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya
Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai
sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang
sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga
pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui
memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Banyak
pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang
rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih
tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan
lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah. Organisasi massa
(ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak
pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.
Jenis pesantren
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja
umumnya disebut pesantren
salafi. Pola
tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja
untuk kyai mereka bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan
lain sebagainya dan sebagai balasannya mereka
diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut. Sebagian
besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya
dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga
20 jam waktu sehari dengan penuh kegiatan, dimulai dari salat
shubuh
di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang,
para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore
mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk memperdalam
pelajaran agama dan al-Qur'an.
Ada
pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, dimana persentase ajarannya
lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum. Ini sering disebut
dengan istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan
nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri.
Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu
agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah.
Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan
nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren
memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak. Terdapat pula suatu pondok pesantren
induk yang mempunyai cabang di daerah lain, dan biasanya dikelola oleh alumni
pondok pesantren induk tersebut.
Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis.
Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu
yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu
teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki
setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai, masjid, santri, pondok
dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), adalah elemen unik yang membedakan
sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.
Sejarah
umum
Umumnya,
suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang
santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak
santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di
samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana
membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan
ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu
belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para
santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati
sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah
kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang
didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren
tersebut, sehingga menjadi terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada
pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.
Peranan pesantren
Pondok
Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan
Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan
catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan
agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pondok
Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman
di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh dan Palembang
(Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan
tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar. Sebagai
institusi sosial, pesantren telah memainkan peranan penting di Indonesia dan
negara-negara lainnya yang penduduknya banyak memeluk agama Islam.
Moderenisasi pesantren
Sebab-sebab
terjadinya moderenisasi Pesantren diantaranya:
Ø munculnya wacana
penolakan taqlid dengan “kembali kepada Al-Qur’an dan sunah” sebagai isu sentral yang
mulai di tadaruskan sejak tahun 1900. Maka
sejak saat itu perdebatan antara kaum tua dengan
kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai
mengemukan sebagai wancana public.
Ø kian mengemukannya wacana perlawanan
nasional atas kolonialisme belanda.
Ø terbitnya kesadaran kalangan Muslim
untuk memperbaharui organisasi keislaman mereka yang berkonsentrasi dalam aspek
sosial ekonomi.
Ø dorongan kaum Muslim untuk
memperbaharui sistem pendidikan Islam. Salah satu dari keempat faktor tersebut dalam
pandangan Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi
sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di
Indonesia.
Tujuan proses
modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem
pendidikan Islam yang ada di pesantren.
0 komentar:
Posting Komentar